CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

ShoutMix chat widget

Sunday 23 November 2008

Tambahan Pelajaran

Tambahan Pelajaran
Delapan November 2008 terjadi penandatanganan jadwal tambahan pelajaran baru bagi siswa-siswi kelas XII oleh kepala sekolah. Rencana semula tambahan pelajaran dilaksanakan selama 3 jam yang dibagi dalam 2 sesi diganti menjadi 1 jam yang berisi 1 sesi. Hal ini dikarenakan adanya protes dari berbagai pihak yang menganggap rencana awal terlalu memberatkan siswa dan guru yang memberikan tambahan. Bayangkan, setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) dari pukul 07.00 sampai pukul 12.45 atau 13.30 (hari Jumat sampai pukul 11.00) harus ditambah lagi KBM selama 3 jam sampai pukul 5 sore. Boleh saja itu disebut sebagai penjajahan yang sangat menguras banyak tenaga dan pikiran. Padahal sebagian besar siswa sudah mengikuti bimbingan belajar di tempat lain. Pembuatan jadwal ini dianggap sebagai keputusan sepihak walaupun tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan (atau belum dipertimbangkan?). Sungguh sebuah langkah yang kontroversial jika pembuatan jadwal ini benar-benar tanpa musyawarah terlebih dahulu karena kegiatan tambahan pelajaran ini melibatkan banyak pihak yang saling terkait. Namun, perubahan jadwal itu setidaknya memberi kelegaan bagi siswa dan guru pengajar karena tidak terlalu memberatkan.
Masalah tidak berakhir sampai di situ. Entah sudah diketahui sebelumnya atau belum, tanggal 11, 12, 13 November akan diadakan UN Kejar Paket C dan tanggal 18, 19, 20 November akan diadakan UN Kejar Paket B yang bertempat di SMA N 1 Tegal. Otomatis penyelenggaraan UN itu mengganggu KBM SMA N 1 Tegal termasuk terganggunya pelaksanaan tambahan pelajaran. Apakah harus mengubah jadwal lagi?? Ya, tentu saja. Kemudian jadwal mengalami perubahan lagi dengan pemindahan tanggal pelaksanaan. Siswa dan guru sekali lagi bertanya-tanya, “apakah semuanya sudah dipertimbangkan?” Mau tidak mau siswa harus mengikuti ketentuan yang ada, walaupun dengan sedikit berberat hati.
Sekali lagi, masalah belum berakhir. Sebagian guru menginginkan tambahan pelajaran dilaksanakan pada pagi hari, yaitu jam ke-0 (jam ke-nol) yang dimulai pukul 06.00 karena beliau-beliau itu terlalu lelah mengajar sampai sore hari ataupun karena mempunyai banyak urusan. “Apa? Jam enam pagi??”; “Esuk nemen sih... Ora kira-kira ah”; “Esih ngiler oh enyong”; dan masih banyak berbagai ekspresi lain diungkapkan para siswa. Bagaimana siswa yang rumahnya jauh? Bagaimana siswa yang kesulitan transportasi ke sekolah? Bagaimana siswa yang harus mengurus adik terlebih dahulu? Bagaimana siswa yang harus membantu orang tua terlebih dahulu? Dan masih banyak pertanyaan yang lainnya.
Perlu dicari suatu solusi yang terbaik agar masalah-masalah itu dapat teratasi dengan baik. Keterbukaan sangatlah diperlukan agar masing-masing pihak dapat saling memahami kepentingannya. Yang terpenting lagi, agar solusi tersebut dapat dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.